Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ujian Asuransi di Bulan Maret? Ini Tips Belajar di Tengah Kesibukan

Bagi pekerja yang berada di dalam industri asuransi ujian asuransi di Bulan Maret perlu untuk dipersiapkan dengan seksama. Gosipnya ujian di Bulan Maret lebih susah untuk lulus di bandingkan dengan bulan September.


Anda bisa saja bilang kalau saya mengada-ada tapi kejadian ini nyata bagi saya. Dua kali saya ikut ujian asuransi di bulan Maret, dua kali pula saya tidak lulus. Berbeda dengan bulan September.


Apa Asosiasi memberikan jadwal seperti itu? (conspiracy theory mode: On)


Jadi saya akan memiliki waktu yang sangat sedikit untuk posting artikel baru. Nostalgia kuliah sastra inggris harus dicicil postingannya satu persatu, artikel untuk lomba blogging juga demikian.


Ujian asuransi sendiri tidak banyak praktisi yang mengikutinya. Alasannya bermacam-macam, contohnya sudah terlambat karena kadung praktek dibandingkan belajar, tidak punya waktu untuk mempersiapkan diri dan yang terakhir emang ga niat untuk berkecimpung di asuransi alias mau lompat industri.


Padahal jika mereka (baca: praktisi asuransi) itu mau menyisihkan sedikit waktunya untuk mengikuti ujian asuransi dan (syukur-syukur) cepat mendapatkan sertifikasinya, perusahaan akan membayar mereka lebih. Tapi itu tadi kadang kewajiban lebih menuntut waktu dibandingkan dengan hak (ujian).


Waktu saya masuk (baca: bekerja) di perusahaan asuransi sekarang, pemahaman saya tentang asuransi itu dangkal sekali. Setelah bekerja di perusahaan sekarang saya menjadi paham jika industri asuransi mempunyai manfaat yang besar bagi perekonomian negara dan perorangan. Hanya saja masih banyak masyarakat yang masih belum memahami konsep asuransi.


Untuk menghadapi ujian asuransi Bulan Maret nanti ini tips belajar yang saya lakukan


  1. Mencari tempat yang kondusif untuk belajar. Ada orang yang bisa belajar di tengah keramaian, ada orang yang butuh musik sebagai pendamping untuk belajar, dan ada yang butuh tempat yang sangat sunyi untuk belajar. Saya sendiri menggunakan waktu kosong di sela-sela jam kantor untuk belajar. Kebetulan saya "hanya" sebagai marketing support di perusahaan asuransi ini jadi ada sedikit jeda untuk sekedar mencatat. Belajar materi ujian asuransi di rumah tidak bisa karena saya mesti bantu istri untuk pekerjaan rumah dan mengurus bayi pertama kami.
  2. Mencatat poin-poin penting dari bab buku panduan. Salah satu yang menjadi kebiasaan saya dari dulu adalah mencatat poin-poin penting yang saya baca. Jika anda generasi CBSA (Catat Buku Sampai Abis) tentu anda tak asing dengan membaca buku sembari mencatat poin-poin yang disampaikan. Walau dikritik oleh praktisi pendidikan dan juga anak didik setidaknya saya merasakan manfaat dari kebiasaan mencatat (baca: merangkum) materi-materi ujian dari buku panduan yang di beli dari Asosiasi.
  3. Mengembangkan poin penting tadi ke sebuah materi. Ini poin yang sangat krusial menurut saya. Dengan teknologi yang semakin canggih ujian asuransi di Indonesia seakan stagnan. Bagi yang pernah ikut ujian pasti mengetahui apa yang saya maksud. Yup benar sekali. Kita, peserta ujian, harus menggunakan pena untuk mengelaborasi jawaban yang berasal dari buku panduan. Kebayangkan jika tidak membiasakan diri mengembangkan poin rangkuman ke materi jawaban? Belum selesai menjawab semua soal jari bisa kram karena tidak biasa menulis dengan pena.
  4. Menghafal dan memahami kata kunci setiap bab.
  5. Menuliskan kembali pemahaman terhadap subjek yang dipelajari. Makanya saya memilih kegiatan seperti blogging. Aktifitas ini tidak hanya untuk mencari penghasilan tambahan tetapi juga mengetahui bagaimana anda memahami dengan menuliskan kembali materi-materi ujian tersebut dengan kata-kata anda sendiri. Ingat mulailah dengan kata kunci.

Demikianlah tips belajar untuk menghadapi ujian asuransi di Bulan Maret yang dapat saya bagi. Anda punya trik sendiri? Seperti apa tips belajar anda untuk ujian nanti? Silahkan gunakan kolom komentar untuk berbagi pengalaman.

Kandra
Kandra Seorang mantan karyawan yang sedang mencari cuan melalui tulisan. Pernah bekerja di industri asuransi syariah hampir 10 tahun sebelum memutuskan untuk di-rumah-kan karena pandemi.