Cara Mengatasi Hard Bounce Email. Pelajaran Agar Lebih Ketat Membuat Mailing List
Ketika bikin blog atau website jangan lupa untuk membuat mailing list kata Yaro Starak dari entreprenuer-journey.com. Dan itulah yang saya lakukan saat mengelola blog pencaricerah.com maupun melakukan rebranding kandra.id. Mailchimp saya pilih sebagai tool email marketing dikarenakan bisa digunakan secara flexible. User mailchimp diberikan fasilitas gratis hingga 2000 kali pengiriman email dan jika kuota tersebut sudah melebihi, user diberikan pilihan untuk berlangganan secara bulanan atau membeli layanan secara flexibel. Seperti menggunakan provider telekomunikasi pra bayar dan pasca bayar.
Maksud hati ingin jualan buku dengan target penjualan hanya 50 eksemplar. Database email yang sudah didapat melalui form pendaftaran email di blog sudah mencapai 1500-an alamat email. Jadi secara teori database tersebut merupakan calon pembeli potensial. Bikin campaign di Mailchimp dengan sedikit modifikasi beberapa newsletter yang diterima dalam beberapa menit. Campaign selesai dibuat dan dijadwalkan untuk dikirim pukul 6 sore. Yang menurut teori merupakan waktu luang dimana email lebih banyak dibuka karena rutinitas seharian telah berakhir.
Sehabis magrib, saya cek email dan kaget...
Ada email dari peringatan dari mailchimp perihal campaign penjualan buku yang baru saja saya lakukan. Menurut warning dari mailchimp, email yang bertujuan untuk menjual buku dengan target 50 penjualan tersebut memiliki jumlah hard bounce yang tinggi. Saya pun terdiam dan pagi ini saya mencari tahu apa itu hard bounce dan cara mengatasinya. Selama ini saya familiar dengan bounce rate yang merupakan sebuah indikator konten blog yang kurang kualitasnya. Pengertian bounce rate yang saya kenal sebagai berikut:
Saya benar-benar lemas. Maksud saya untuk mendapatkan tambahan penghasilan di bulan ini tidak berhasil. Oleh karena itu saya pun melakukan perbaikan pada form pendaftaran email sebagaimana yang telah diinformasikan oleh sistem mailchimp.
Double opt-in adalah langkah-langkah proses konfirmasi dari pemilik mailing list kepada pemberi alamat email yang menyatakan kesediaannya menerima email dari pemilik mailing list.
Prosesnya secara sederhana dapat dilihat dari gambar berikut:
Maksud hati ingin jualan buku dengan target penjualan hanya 50 eksemplar. Database email yang sudah didapat melalui form pendaftaran email di blog sudah mencapai 1500-an alamat email. Jadi secara teori database tersebut merupakan calon pembeli potensial. Bikin campaign di Mailchimp dengan sedikit modifikasi beberapa newsletter yang diterima dalam beberapa menit. Campaign selesai dibuat dan dijadwalkan untuk dikirim pukul 6 sore. Yang menurut teori merupakan waktu luang dimana email lebih banyak dibuka karena rutinitas seharian telah berakhir.
Sehabis magrib, saya cek email dan kaget...
Ada email dari peringatan dari mailchimp perihal campaign penjualan buku yang baru saja saya lakukan. Menurut warning dari mailchimp, email yang bertujuan untuk menjual buku dengan target 50 penjualan tersebut memiliki jumlah hard bounce yang tinggi. Saya pun terdiam dan pagi ini saya mencari tahu apa itu hard bounce dan cara mengatasinya. Selama ini saya familiar dengan bounce rate yang merupakan sebuah indikator konten blog yang kurang kualitasnya. Pengertian bounce rate yang saya kenal sebagai berikut:
- seseorang mengetikkan "sastra inggris" di google.com
- orang ini ingin mencari informasi mengenai prospek kerja sastra inggris, mata kuliah apa saja yang dipelajari di jurusan tersebut, dan cara daftar kuliah sastra inggris di salah satu perguruan tinggi
- Google memberikan hasil dengan menempatkan blog pencaricerah.com di urutan pertama
- Orang ini kemudian mengunjungi blog tersebut karena ia merasa informasi yang dibutuhkan (pada poin kedua diatas) dirasa cukup
- Ketika orang ini berkunjung ke pencaricerah.com lalu sekilas membaca artikel di blog tersebut ia merasa informasi yang ditampilkan terlalu sedikit, dan tidak lama kemudian orang ini kembali ke halaman sebelumnya (hasil pencarian google) dan melakukan pencarian informasi yang diberikan oleh website lain.
Bounces occur when an email can't be delivered to an email address. When an email bounces, it is classified as either a soft or a hard bounce. mailchimpJadi ketika email yang kita kirim melalui mailchimp tidak dapat dikirim ke alamat email yang dituju, maka itulah bounces. Lebih lanjut tipe-tipe email yang tidak dapat dikirim ini ada dua
- soft bounce: alamat email yang kita tuju sedang kepenuhan atau sedang ada kesalahan teknis sementara, atau
- hard bounce: alamat email yang diberikan tidak pernah ada sama sekali alias alamat palsu!
Saya benar-benar lemas. Maksud saya untuk mendapatkan tambahan penghasilan di bulan ini tidak berhasil. Oleh karena itu saya pun melakukan perbaikan pada form pendaftaran email sebagaimana yang telah diinformasikan oleh sistem mailchimp.
Cara Mengatasi Hard Bounce
Selama ini saya menggunakan kombinasi tool sumo dan mailchimp untuk mendapatkan email dari pengunjung blog pencaricerah.com. Panduan membuat formulir pendaftaran mailing list ini saya ikuti dari website panduanim.com. Sepengetahuan saya, formulir pendaftaran yang diberikan oleh mas Darmawan tersebut sudah melalui double opt-in atau melakukan verifikasi ganda. Hal ini agar meminimalisir orang-orang iseng yang mendaftarkan alamat email yang tidak valid di mailing list yang saya persiapkan. Dengan kejadian baru-baru ini saya harus mengikuti langkah-langkah double opt-in yang diberikan oleh situs email marketing gratis tersebut.Double opt-in adalah langkah-langkah proses konfirmasi dari pemilik mailing list kepada pemberi alamat email yang menyatakan kesediaannya menerima email dari pemilik mailing list.
Prosesnya secara sederhana dapat dilihat dari gambar berikut:
- Seseorang mengisi formulir pendaftaran
- Orang tersebut menerima email konfirmasi dengan melakukan klik tombol
- Terakhir email selamat datang masuk ke email yang telah didaftarkan