Asuransi Itu Proteksi, Bukan Investasi!!
Ada kesalahan persepsi umum di masyarakat mengenai cara kerja asuransi. Kesalahpahaman ini menyebabkan masyarakat kemudian ketika seseorang menawarkan produk asuransi kebanyakan orang akan menolak.
Buat apa berasuransi? Saya setor uang ke perusahaan asuransi terus selama 15 tahun untuk nanti mendapatkan uang 60 juta. Lebih baik saya tabung atau saya depositokan.
Asuransi itu melawan takdir. Kalau Tuhan berkehendak kamu kehilangan uang, rumah atau mobil, ya terima saja. Itu akan menjadi penghapus dosa.
Apakah ada dari Anda yang menjawab seperti itu kepada agen / broker / pemasar produk dari sebuah asuransi?
Silahkan jawab di kolom komentar.
Saya juga sering ditawari oleh agen asuransi jiwa, pada umumnya. Namun saya menolak dengan halus. Penolakan saya lebih kepada penyimpangan pengertian asuransi yang disampaikan oleh para pemasar produk.
Khususnya pada asuransi jiwa.
Para pemasar asuransi jiwa dengan produk yang dikombinasikan dengan produk investasi, poin yang selalu ditonjolkan adalah hasil investasinya. Sehingga saya sebagai calon tertanggung/nasabah memiliki pemahaman bahwa asuransi itu sama dengan tabungan.
Walaupun tidak sepenuhnya salah tapi jika tidak dijelaskan lagi secara rinci, maka ketika pada satu waktu saya ingin keluar dari program pengaturan keuangan yang bernama asuransi dan saya tidak menerima besar nilai uang yang saya “tabung”-kan dahulu akibatnya saya pasti akan kecewa dan merasa tertipu.
Tentu saja kita akan merasa tertipu kalau yang ditabung 350 ribu rupiah selama 1.5 tahun yang seharusnya diterima 6.300.000 namun yang kita terima hanya 3.150.000 rupiah.
Karena itu bagi teman-teman yang ingin berasuransi saya tegaskan. Asuransi itu Proteksi, bukan Investasi.
Apa yang akan diproteksi (dilindungi) oleh produk asuransi?
Produk asuransi yang dijual oleh perusahaan asuransi merupakan manajemen keuangan Anda terhadap kemungkinan kehilangan uang anda dikarenakan resiko yang terjadi tiba-tiba dan tak terduga.
Contohnya Anda yang setiap hari pergi ke kantor dengan menggunakan mobil. Anda harus siap dengan dua resiko umum yang terjadi di jalanan. Kalau tidak menabrak, ya ditabrak.
Dua kejadian tadi (Anda menabrak kendaraan lain karena berbagai alasan) maupun ditabrak oleh orang lain akibatnya bermuara pada satu tindakan. Anda harus mengeluarkan sejumlah uang untuk mengganti kerusakan kendaraan.
Ketika Anda mengeluarkan uang untuk memperbaiki kendaraan, mau tidak mau Anda harus mengurangi jatah keuangan yang sudah diplot untuk kebutuhan Anda maupun keluarga. Akibatnya secara tidak langsung cashflow keuangan Anda dan keluarga akan terasa dampaknya.
Mungkin kalau kejadiannya hanya sekali dalam setahun, kita tidak akan merasakan dampaknya harus mengeluarkan uang untuk perbaikan mobil. Bagaimana jika 6 kali dalam setahun? Siapkah Anda untuk mengurangi jatah Anda dan keluarga?
Pastinya sebagai pemilik kendaraan yang harus mengalokasikan dana untuk perawatan mobil, munculnya biaya perbaikan akibat tabrakan atau kecelakaan yang Anda alami akan membuat pos-pos keuangan keluarga menjadi terganggu.
Disinilah produk asuransi akan melindungi Anda dan keluarga.
Anda pun pada dasarnya sudah berasuransi meskipun tidak dengan membeli salah satu produk asuransi yang disodorkan ke hadapan Anda.
Tidak percaya?
Coba simak.
Dalam mengatur keuangan pasti Anda pernah mendengar atau membaca kalau kita harus mempersiapkan alokasi khusus untuk dana untuk kejadian yang tidak terduga atau tidak direncanakan. Besarnya, kalau menurut pakar keuangan Safir Senduk, lebih kurang 30% dari total pemasukan keluarga. Jika Anda dan pasangan bekerja berarti 30% dari takehome pay yang anda dapatkan harus dialokasikan untuk biaya tak terduga dan tak direncanakan.
Mirip dengan cara kerja asuransi bukan?
Sekarang coba Anda pertimbangkan apakah dana darurat yang sudah diplot sudah cukup untuk menjaga aliran keuangan tetap stabil? Kalau dirasa belum, membeli produk asuransi merupakan pilihan yang bijak. Karena asuransi akan memperbesar proteksi yang sudah Anda berikan bagi keluarga.