Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masih Ngeblog Mas? Saya: Loh Kenapa Harus Berhenti?

Saya mendapatkan pertanyaan masih ngeblog mas pada kolom komentar tulisan curhat mengejar deadline. Entah apa maksud teman saya yang bertanya pertanyaan tersebut, mungkin teman saya kaget karena ada tulisan terbaru di blog atau mungkin juga sangsi saya tetap di jalur blogging ketika banyak blogger yang pindah platform menjadi youtuber atau selebgram, dan banyak juga yang benar-benar berhenti menulis di blog masing-masing.

Saya ngeblog bukan karena duitnya.

Bagi saya ngeblog adalah sebuah hobi. Hobi yang menghasilkan uang. Meskipun uang yang dihasilkan harus menunggu hingga empat tahun lamanya. Mungkin kedengarannya aneh ditengah banyaknya blogger yang klaim mendapatkan uang rutin dari bermacam-macam cara monetisasi.

Saya ngeblog karena di media ini saya mendapatkan kebebasan untuk menyebarkan pemikiran, opini, pengalaman tanpa harus melalui redaktur sebuah media. Meskipun untuk kebebasan menulis itu saya harus menjadi redaktur sendiri karena tetap berpedoman pada etika jurnalistik.

Bagi yang pernah mencoba menembus media masa, cetak maupun elektronik, pasti tahu betapa sulitnya menembus meja redaksi. Tulisan yang sudah baik menurut kita belum tentu baik bagi pemilik media. Jika pun sudah sesuai dengan selera media belum tentu naik cetak karena harus bersaing lagi dengan ratusan tulisan lainnya. Kalau tulisan itu tidak pernah diangkat oleh redaksi bisa jadi kita kehilangan semangat untuk menulis.

Karena itu saya tetap menulis di blog. Agar saya memiliki kebebasan dalam ekspresi dan agar tulisan saya semakin berkembang menjadi lebih baik lagi.

Berbeda dengan youtube atau instagram, di platform blogger/worpress saya tidak hanya belajar tentang cara membuat konten. Lebih dari itu dari sebuah blog saya bisa belajar berbagai macam hal, seperti

  1. belajar berkisah,
  2. belajar menulis artikel ilmiah yang layak untuk dijadikan rujukan,
  3. belajar mendesain sebuah gambar yang sesuai dengan kisah yang kita tuliskan,
  4. belajar layouting,
  5. belajar bahasa pemograman,
  6. belajar digital marketing
  7. belajar membuat produk digital.

Saya pun sadar kalau hanya sekedar hobi ada banyak hobi lain yang bisa dilakukan tanpa harus mengeluarkan uang (membayar penggunaan domain atau penggunaan hosting) seperti jogging, bercerita dengan keluarga, touring ke luar kota bersama rekan kantor atau tidur.

beli hosting

(Tidur termasuk hobi kah? Tulis di kolom komentar saja)

Jadi bagi saya belum ada alasan untuk meninggalkan kegiatan menulis di blog.

Diatas saya menyinggung sedikit bagaimana teman-teman blogger sekarang yang mulai ngeblog karena orientasinya adalah uang. Meskipun bukan hal yang utama, menghasilkan uang melalui tulisan yang saya terbitkan di blog merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. Jika uang adalah tujuan saya yang paling utama, maka saya sudah berhenti ngeblog dari tiga tahun yang lalu.

Secara logika bisnis siapa sih yang tetap mengeluarkan uang untuk domain, hosting dan bayar paket internet setiap bulan tanpa pemasukan sama sekali? Lippo Group saja sudah menyerah untuk menjadi pemegang saham utama dompet elektronik OVO yang menurut mereka masih belum profit dan terlalu banyak membakar uang. Lippo punya banyak group dan distribusi pemasukan uang, bandingkan dengan saya yang hanya karyawan swasta dengan tanggung jawab menafkahi tiga orang di rumah. Kalau dengan logika bisnis tersebut saya pasti sudah berhenti setahun setelah tidak ada duit masuk untuk mengelola domain, hosting dan paket internet.

Jadi saya ngeblog tidak karena uangnya. Jika saya ngeblog karena uang niscaya saya akan segera pensiun karena saat ini jadi blogger yang berharap mendapatkan penghasilan via adsense pasti kalah dengan media online seperti tribun yang mulai menjajah keyword-keyword makanan blogger.

Meskipun begitu pastinya manusia ada batasannya. Batasan saya sebagai blogger adalah pada faktor finansial, waktu dan tenaga. Biaya sewa hosting, memperpanjang domain dan mengisi paket internet hingga hari ini setidaknya belum membebani keuangan keluarga. Jika nanti saya harus memilih antara mengeluarkan uang untuk hobi dan mengeluarkan uang untuk keluarga, pastinya keluarga akan saya utamakan. Saya masih berdoa agar pilihan sulit ini tidak saya hadapi. Jadi seperti yang teman-teman lihat, beberapa artikel sponsor lebih mendominasi di beberapa bulan terakhir.

Saya juga sudah mencoba mencari jalan keluar dari persoalan yang mungkin akan saya hadapi ini. Salah satunya dengan membagi rekening tabungan. Untuk sewa hosting dan perpanjangan domain saya siapkan rekening khusus. Ini merupakan pelajaran yang saya dapatkan dari mentor-mentor UKM yang membagi tips mengelola keuangan bagi orang yang masih bekerja. Pada dasarnya beban sewa hosting dan perpanjangan domain kalau dibagi dua belas bulan angkanya tidak sebesar nilai ketika harus mempersiapkan dana seketika itu juga.

Begini mudahnya. Jika total kebutuhan ngeblog adalah 2,5 juta rupiah. Maka dari Bulan Januari 2020 saya sudah mengalokasikan dana untuk perpanjangan domain dan hosting lebih kurang 208 ribu rupiah per bulan. Jadi ketika Bulan Desember 2020 domain dan hosting harus dibayar, duitnya sudah ada. Tinggal dibayarin via transfer bank atau menggunakan virtual account penyedia web host. Doain saya istiqomah, soalnya Bulan Desember 2019 saya sudah menutup kartu kredit yang biasanya menjadi solusi untuk menjaga agar blog tetap bisa diakses.

Disisi waktu dan tenaga saya harus mengkonsumsi herbal seperti habbatussauda setiap hari. Selain kewajiban menjaga asupan makanan tentunya. Soalnya saya masih mengelola blog sendirian, belum punya tim. Dan saya juga harus berposisi sebagai ayah di rumah untuk anak-anak dan suami untuk istri saya. Lelah fisik dan psikis pasti ada sehingga artikel yang harusnya diposting hari itu juga harus pending hingga berbulan-bulan lamanya. Belum lagi jika mendapatkan ide tulisan baru yang membuat saya harus mencicil sedikit di buku, di draft email dan aplikasi catatan henpon xiomi.

Ada keinginan untuk membuat tim dan mengembangkan pembahasan blog yang saya kelola tapi saya belum berjodoh dengan tim tersebut. Pernah mencoba membuat sebuah tim dengan konsep yang berbeda tetapi belum jalan, tim tersebut harus bubar karena alasan yang sampai sekarang belum saya pahami.

Intinya dimana ada kemauan disitu ada jalan. If there is a will, there is a way. Jika memang mau ngeblog pasti ada jalan agar tetap eksis. Mohon dukungannya agar blog saya tetap bertahan di tengah persaingan dengan media yang besar modalnya.

Kandra
Kandra Seorang mantan karyawan yang sedang mencari cuan melalui tulisan. Pernah bekerja di industri asuransi syariah hampir 10 tahun sebelum memutuskan untuk di-rumah-kan karena pandemi.